Jumat, 27 Juli 2012

PREKURSOR GEMPA BUMI


Gempabumi merupakan peristiwa alam yang sampai saat ini belum dapat diprediksi secara pasti kapan, dimana terjadinya dan seberapa besar kekuatannya, namun bersifat merusak dalam waktu singkat sehingga dapat menimbulkan korban harta benda dan jiwa. Untuk itu berbagai studi berusaha dikembangkan untuk dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat gempabumi.
Para peneliti mencoba mengembangkan Prekursor gempa bumi dimana sebelum terjadi gempa utama (mainshock) terdapat anomaly perubahan parameter fisis yang mendahuluinya
Dalam dunia prekursor gempa kita mengenal dengan istilah
Prediksi gempa bumi (Earthquake Prediction) dan ramalan gempa bumi (Forecast Earthquake) dimana 2 istilah ini mempunyai arti yg berbeda.. Prediksi gempa bumi (Earthquake Prediction)  lebih bersifat spesifik misalkan lokasi, waktu dan magnitudenya dapat ditentukan dalam jangka waktu yg pendek. Sedangkan ramalan gempa bumi (Forecast Earthquake) bersifat lebih lama intervalnya , waktu lokasi lebih umum (untuk jangka panjang).
            Berikut adalah Skala waktu beserta metode –metode geofisika yg menjadi prekursor gempa bumi :
1.    Jangka Pendek (Short Term)
Yaitu Jangka waktu antara bulanan sampai menit.
Metode yg digunakan :
-         Seismik
-         Geodetik
-         Crustal Movement
-         Hydro-Geochemistry
-         Macro anomaly Meteorologi
-         Biological phenomena
-         Groundwater level
-         Elektromagnetik
2.    Jangka Menengah (intermediate Term)
Yaitu jangka waktu sampai beberapa bulan
Metode yg digunakan :
-         Seismik (gap strategy)
-         Hystorical records
-         Crustal movement
-         Mb
-         Msc Algorithma
3.    Jangka Panjang (Long Term)
Yaitu jangka waktu 10 tahun atau lebih.
Metode yg digunakan :
-         Plate Tectonics
-         Crustal movement
-         Long term planning = Paleo-seismology
-         Historical / coral records
-         Statistikal record.

Dari banyak prekursor diantaranya adalah hasil eksperimen di laboratorium menunjukkan bahwa sebelum terjadi gempabumi maka batuan di sekitarnya akan mengalami perubahan parameter-parameter seperti : tahanan listrik akan menurun, adanya perubahan stress dan strain, adanya fluktuasi unsur radon, perubahan permukaan air bawah tanah, perubahan suhu air bawah tanah, dan lain-lain.
Secara teoritis gempabumi memang dapat diprediksi, namun para peneliti mengalami kesulitan karena beberapa hal, diantaranya: terbatasnya kondisi pengamatan terutama peralatannya, tidak periodiknya aktivitas gempabumi, ketidak tentuannya proses gempabumi, dan luasnya daerah jangkauan.
Selain dengan metode observasi precursor terdapat banyak metode dalam prediksi gempabumi, diantarnya: seismicity gap, seismicity band, increased seismicity, preseismic squance, variation of b value, source and medium parameters, wave velocity variations, fore shocks squance.
Di Indonesia penelitian ini masih dikembangkan dan terus berkembang serta inovasi dan terobosan2 baru  demi mencari anomaly perubahan parameter fisis yang mengindikasikan sebagai precursor gempa sebelum terjadinya gempa utama.